Musyawarah Besar Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin akan digelar pada 4-6 Maret 2022 di Hotel Four Point By Sheraton, Jalan Andi Djemma, Makassar.
Salah satu agenda adalah pemilihan Ketua IKA Unhas pengganti Jusuf Kalla.
Dua nama kini mencuat. Yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Guru Besar Fisika Teoretik FMIPA Universitas Hasanuddin, Prof Tasrief Surungan menilai sosok yang berniat menjadi penerus Jusuf Kalla yang nantinya menduduki Ketua IKA Unhas tidak boleh melihat IKA sebagai kuda tunggangan untuk kepentingan apapun.
“Harapan saya, sosok yang berniat untuk menakhodai IKA Unhas, tidak boleh melihat IKA sebagai kuda tunggangan,” kata Prof Tasrief saat dihubungi fajar.co.id, Sabtu (26/2/2022).
Artinya, tegas Tasrief, sosok tersebut harus selesai dengan kepentingan personalnya.
Misalnya, aktivitas alumni harus dapat bersinergi dengan almamaternya untuk mewujudkan visinya, yaitu semakin visible secara global dan semakin kontributif bagi masyarakat luas dan seluruh kalangan.
“Yang meliputi masyarakat di lingkungan terdekatnya dan masyarakat luas,” lanjutnya.
Jadi, kata dia, kiprah organisasi alumni itu tidak boleh dijebak atau terjebak dalam nuansa keberpihakan politik praktis.
Kiprah Organisasi IKA harus murni profesioanal, berbasis pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maka, ketokohan yang ada pada IKA itu, basisnya bukan karena rekam jabatan politis, melainkan profesional dan fungsional.
“Kalaupun ada pihak yg terlihat memiliki segmen itu, namun tetap harus ada unsur profesional yang melekat pada diri yang bersangkutan, misalnya bisnismen profesional, teknolog, saitis, dokter, industriawan, dan seterusnya,” paparnya.
Dengan begitu, Musyawarah besar ini akan melahirkan landasan ber-IKA yang kuat, yang berbeda dangan organisasi massa lainnya apalagi organisasi partai politik.
Peran organisasi alumni lebih pada penguatan peran fungsional, bukan struktural.
“Pada sisi lain, organisasi alumni harus konsisten mengabdi untuk sebesar besarnya bagi kepentingan masyarakat luas hingga nasional, bukan secara sempit atau sektarian,” pungkas Prof Tasrief. (dra/fajar)
